Rasa nasionalis bagi mantan Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri (Menko Ekuin), Kwik Kian Gie, tidak boleh digadaikan, sehingga ia pun langsung setuju ketika diminta untuk tidak mengikutsertakan negara asing dalam mengaudit keuangan Pertamina.
"Saya sangat setuju sekali untuk tidak mengikutsertakan negara asing," kata Kwik Kian Gie ketika memberikan paparannya dalam seminar dengan tema Mafia Minyak, antara Mitos dan Realita, di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI), di Depok, Jawa Barat, Senin.
Ketika memberikan paparannya, Kwik sempat berucap, lebih baik Pertamina diaudit keuangannya oleh dirinya beserta para pakar ekonomi dari Universitas Erasmus Rotterdam, Belanda, yang menjadi almamaternya.
Kontan pernyataan tersebut mendapat tanggapan yang sangat keras dari seorang peserta seminar. Seorang peserta seminar tersebut mengingatkan, agar Kwik tidak membawa negara asing, apalagi dari Belanda untuk mengaudit keuangan di Pertamina.
Menanggapi hal tersebut, pria kelahiran 11 Januari 1935 di Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, tersebut mengatakan bahwa apa yang diucapkannya hanya merupakan berdasarkan teknis keuangan semata saja, tidak ada upaya lain.
Untuk itu, pakar ekonomi keturunan Tionghoa tersebut mengajak para pakar akuntansi di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FEUI) untuk bergabung bersamanya melakukan audit keuangan di Pertamina.